Ga kerasa sudah 10 tahun aku menjalani hidup sebagai anak kost, dalam perjalanan yang tidak singkat ini, tentunya sudah beberapa kali pula aku berpindah kostan. Nah, berpindah-pindah kostan berarti banyak berurusan dengan barang-barang yang cukup banyak. Akupun heran, kenapa bisa 1 mobil pick-up terisi penuh ketika aku melakukan pindahan diawal tahun 2020 lalu.
Sampai pada akhinya, aku coba menelaah kembali barang-barang yang aku punya, jangan sampai banyak barang yang menumpuk dan tidak terpakai. Setahun belakangan aku banyak belajar mengenai sustainability lifestyle. Wah apaan tu? Nah ini aku ingin menceritakan kepada kalian apa yang kupelajari
Mengenal Sustainability
Pengertian Sustainability menurut Daly (dalam Nugroho, 2006) mengatakan sustainability merupakan suatu keadaan yang dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Dari pernyataan ini diusulkan tiga kaidah operasional dalam mendefinisikan keadaan dari sustainability, yaitu :
1. Sumber daya alam yang dapat diperbarui seperti ikan, tanah, dan air harus digunakan tidak lebih cepat dari waktu yang dibutuhkan sumber daya alam tersebut untuk diperbarui kembali
2. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti bahan bakar dari fosil dan mineral harus digunakan tidak lebih cepat dari kemampuan sumber daya alam yang dapat diperbarui untuk menggantikannya
3. Polusi dan sampah harus dikeluarkan tidak lebih cepat daripada kemampuan alam untuk menyerapnya, mendaur ulangnya, atau bahkan memusnahkannya.
Sustainable lifestyle ala anak kost
Sustainability atau keberlanjutan ini berlaku pada banyak aspek kehidupan dan bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan kita sehari-hari oleh siapa saja. Yang paling dekat dengan sustainable lifestyle biasanya adalah anak remaja. Khususnya anak remaja menuju dewasa yang hidup jauh dari orang tua, entah itu sedang mengejar impian di bidang pendidikan maupun yang bekerja yang biasanya kita sebut dengan ‘anak kos’.
Ketika hidup sendiri jauh dari orang tua dan keluarga terutama yang segala kebutuhannya belum dipenuhi sendiri melainkan masih ditanggung oleh orang tua, sering mencari berpikir untuk bagaimana hidup dengan hemat dan mencari berbagai cara untuk memanfaatkan barang yang dimiliki dengan sebaik mungkin. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjadikan sustainability menjadi lifestyle yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari anak kos. Diantaranya sebagai berikut:
1. Menghemat energi & air
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghemat energi, misalnya dengan mematikan penerangan di rumah kos yang tidak perlu, hanya menggunakan pendingin ruangan di saat tertentu saja, hinga menghemat pengunaan air setiap arinya.
Lifestyle hemat ini sangat membantu tidak hanya menghemat uang anak kos untuk membayar tagihan setiap bulannya tetapi juga membantu bumi kita yang energinya bisa habis sewaktu waktu.
2. 3R (Reuse, Reduce, Recyle)
Menggunakan kembali (Reuse) barang-barang yang kita miliki ketimbang membeli baru jadi salah satu kunci penting mendukung gerakan sustainable living. Contohnya, menggunakan kembali baju peninggalan Ibu atau Ayah jaman kuliah atau kerja dulu bisa kita coba. Dengan begitu, anak kos gak perlu keluar uang buat beli pakaian baru plus bisa meminimalkan sampah tekstil! Kalau yang belum tahu, sampah tekstil ini susah banget loh terurainya, jadi gak ada salahnya kalau anak kos sering mix and match gaya dengan meminimalkan pakaian bekas orangtua.
Selain itu, konsep mengurangi (reduce) juga gak kalah penting. Sebagai anak kos, kita bisa bantu mengurangi sampah makanan karena ternyata ini juga jadi salah satu penyumbang polusi lingkungan di seluruh dunia. Jadi mulai habiskan makanan kalian ya setiap memasak atau membeli dari aplikasi online!
Terakhir, konsep mendaur ulang (recycle) juga jadi bagian penting untuk mendukung gaya hidup yang berkelanjutan. Kalu kalian punya celana jeans yang sudah tidak muat, bisa kita kreasikan untuk membuat barang lainnya (upcycle) loh. Misalnya, bahan jeans tadi kita bisa kreasikan untuk menjadi macam-macam barang loh, bisa tas untuk kuliah hingga dompet untuk menaruh kunci kos kalian.
3 Memanfaatkan Lahan sekitar kost untuk Regrow Plant Based Food
Nah, sebenarnya ini salah satu hal yang sedang rame-ramenya, yaitu bercocok tanam. Tidak harus membutuhkan lahan yang luas, ternyata memanfaatkan teras rumah atau kost pun bisa dilakukan. Mengingat kembali pelajaran semasa sekolah, dimana kita bisa dengan mudah menanam bawang, aneka rimpang dan memanfatkannya untuk dikonsumsi sehari-hari. Tak hanya itu, dengan belajar mencoba plant based food, kita juga menerima keanekaragaman tanaman di Indonesia. Dimana banyak tanaman yang dimanfaatkan sebagai sumber nabati untuk dikonsumsi.
Nah, kalau ngomongin makanan, Aku juga banyak belajar dari RAPP (Riau Andalan Pulp & Paper) yang merupakan bagian dari Grup April Asia. Dimana mereka juga memulai kampanye #BerkahPiringKosong. Mereka mengajak kita semua untuk mengelola sampah makanan. Siapa yang sangka kalau sampah makanan diolah dengan baik, dapat bermanfaat lebih. Yaaa seperti membantu kita untuk membut pupuk yang dapat dimanfaatkan untuk Regrow Plant Based Food ya kan?
4. Terapkan lalu ajak lebih banyak orang jalani sustainable lifestyle
Nah untuk bagian yang satu ini memang kita perlu berjuang bersama, kalau sendirian saja pastinya kurang semangat. Kalian bisa ajak teman-teman, keluarga untuk perlahan menjalani sustainable lifestyle ini. Selain itu banyak juga sumber inspirasi untuk mencoba mempelajarinya.
Bagaimana teman-teman, tertarik untuk menjalani sustainable lifestyle? Atau malahan sudah menjalaninya? Yuk berbagi cerita, manatahu cerita teman-teman bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.
Walau tidak pernah jadi anak kost, tapi anak kontrakan, tetap ada beberapa persamaan, Mbak. Terutama harus menghemat air dan listrik. Kalau tidak, bisa digosipin tetangga kontrakan ditegur pemilik kontrakan hahaha.
BalasHapusTerus saya ingat juga, karena buang sampahnya jauh, dan ada larangan membuang sampah makanan, maka sebisa mungkin makanannya habis. Atau misalnya ada nasi sisa, digoreng lagi.
Jangankan anak kost, emak-emak macam aku juga suka menerapkan sustainability ini kak. Soalnya lumayan banget untuk menghemat pengeluaran rumah tangga dan tentunya bisa ikut menyelamatkan bumi. Misalnya saja anak-anakku jarang ku belikan mainan, gantinya mereka bikin sendiri dari kardus. Hemat kan? Hehehe...
BalasHapusAku pernah jadi anak kost-an pas kuliah, udah belasan tahun lalu sih baca ini jadi flashback masa-masa mesti hemat uang haha. Sampai sekarang kebiasaan saat ngekost yang masih ada ya menghemat air dan listrik.
BalasHapusKami juga menerapkan 3R nih, reused-recycled-reduce. Terutama sih kalo emak-emak ya urusan perdapuran, makanan engga boleh sisa, memilah sampah dll. Cuma masih blm ada solusi nih, wadah-wadah plastik kalo beli makanan via online, penuh nih udah rumah...
BalasHapuskalau 3R udah aku terapkan mbak, Alhamdulillah udah konsisten
BalasHapussoalnya barang-barang itu mubazir kalau gak dimanfaatkan lagi
selain itu, nanti kita diminta pertanggungjawabannya terhadap barang yang kita sia-siakan
Meski tidak pernah ngekos, aku juga ngelakuin hemat energi dan air, jarang beli baju dan suka regrow kalo habis belanja sayur. Jadi lebih hemat pengeluarannya hehe
BalasHapusSuka banget nih Sustainable menjadi lifestyle masa kini, karena memang bisa kita terapkan, dan terpenting adalah konsisten juga ya mbak
BalasHapuskalo di malang ada tempat utk meberima sampah daur ulang seperti botol, kardus dan kertas. Apalagi anak kos yang kuliah tugasnya suka ngeprin dan kadang ngga kepakai lagi. Lumayan di loakin bisa nambah duit hehe
BalasHapusNo 3 kayake masih jarang liat mbak, kalau reduce, reuse, recycle sih dulu temen2 kampus yang kos ada yang suka memanfaatkan barang2 bekas buat bikin something new
BalasHapusAku baru denger nih yang Regrow plant based food ternyata salah satu upaya sustainable lifestyle juga yah. Meskipun bukan anak kost, udah mulai sih perlahan menerapkan gaya hidup lebih cinta lingkungan kayak hemat air, recycle dan kawan2 juga. Berharap hal kecil gini bisa bantu jaga Bumi ya
BalasHapusKalau urusan hemat menghemat saya suka mba hehe maklum emak2. Apalagi masalah menghemat listrik dan air, saya yang paling cerewet dirumah
BalasHapusInspiratif mbak...sustainable lifestyle bisa diterapkan oleh siapa saja ya, bukan hanya anak kost saja. Seperti dalam keluarga boleh juga nih, agar kebutuhan yang makin naik harganya ini bisa terpenuhi...dan masa depan pun bisa diupayakan menjadi lebih baik dengan hidup hemat sejak dini.
BalasHapusKereen Mbak, anak kost pun punya cara sendiri ya untuk ambil bagian dalam sustainability life ini terutama untuk menjaga bumi kita yang semakin butuh perhatian ini.
BalasHapusMix and match baju lungsuran ortu itu seru ya. Yang namanya mode pakaian itu kan berputar terus. Model-model vintage gitu malah ngehits lagi. Aku malahan lagi mikir mau usaha pakaian vintage :D
BalasHapusiya ya, memang harus dimulai dari sendiri. walau mulainya suka susah ��
BalasHapusPenting untuk diketahui karena jangan sampai jadi anak kost malah jadi banyak cost.
BalasHapusHarus dipraktikkan agar bisa dievaluasi
Oh jadi ngiritku dulu waktu jadi anak kos itu nama kerennya sustainable lifestyle, hehehe. Soalnya jadi anak kos itu kadang bukan berhemat tapi terpaksa hemat. Tapi ternyata dampaknya untuk lingkungan juga positif ya ^^
BalasHapusSaya juga dulu pernha ngekos sekitar 6 tahunan setiap setahun sekali pindah. Makin hari barang-barang makin menumpuk padahal yang nggak penting-penting banget. Belum terlalu paham tentang istilah 5S atau konsep Kaizen yang padahal setiap hari di tempat kerja diterapkan. Hampir sama sih konsepnya dengan 3R.
BalasHapusNgga pernah jadi anak kost tapi saluuut dengan lifestyle anak kos yang begini. Rinduu bangett lahh sama anak2 kost yg bisa hemat energi jugaa mba. Soalnya zaman sekarang yaa di lingkungan rumahku banyak anak kost yang makanan aja mereka buang2 :(( sedih banget pokoknya. Jadi ikutan "wahh alhamdulillah" anak kost yg seperti ini masih banyaakkk dan itu harusnya jadi contoh untuk anak2 yg lain. Padahal poster 3R udah ditempel dimana2 tuh >.<
BalasHapusaku juga lagi mencoba kegiatan Reuse, Reduce, Recycle.. semoga konsisten ya :D
BalasHapus