Kalau
ke Provinsi Riau, ada ga sih event yang
nasional sampai dikejar para pemburu konten? Nah saya bisa bilang ada banget !
Salah satunya adalah Event Pacu Jalur, tahun ini Pacu Jalur diaadakan pada
tanggal 27-31 Agustus 2018. Festival ini merupakan tradisi masyarakat Kuantan
Singingi. Perhelatan pacu jalur di Tapian Narosa ini merupakan puncak setelah
sebelumnya digelar di tingkat Rayon atau Kecamatan. Semua peserta dari seluruh
Desa dan Kecamatan yang ada di Kuansing akan berkumpul mengadu kemampuan di
Tapian Narosa. Biasanya jumlah peserta jalur yang ikut bertanding di arena ini
mencapai ratusan jalur sebagaimana tahun - tahun sebelumnya. Bahkan
tidak hanya perwakilan daerah di Kuansing namun dari berbagai instansi juga
ikut termasuk swasta
Menurut
catatan dokumen, Pacu Jalur sudah berlangsung sejak zaman penjajahan
Belanda. Awalnya, pada tahun 1903, pacu jalur dibuat untuk merayakan hari jadi
Ratu Wihemnina yang jatuh pada 31 Agustus. Pacu Jalur merupakan sebuah
perlombaan mendayung di sungai dengan menggunakan sebuah perahu panjang yang
terbuat dari kayu pohon.
Panjang perahu ini bisa mencapai 25 hingga 40 meter
dan lebar bagian tengah kir-kira 1,3 m s/d 1,5 m, dalam bahasa penduduk
setempat, kata Jalur berarti Perahu.Pada
zaman penjajahan Belanda, pacu jalur diadakan untuk memeriahkan perayaan adat,
kenduri rakyat dan untuk memperingati hari kelahiran ratu Belanda Wihelmina.
Kegiatan
dilombakan selama 2-3 hari, tergantung pada jumlah jalur yang ikut. Setelah
merdeka, pacu jalur dilaksanakan pada hari raya Islam seperti Idul Fitri.
Sekarang, pacu jalur diselenggarakan untuk merayakan kemerdekaan Republik
Indonesia.
Dilansir
Wikipedia, sejarah Pacu Jalur berawal abad ke-17, di mana jalur merupakan alat
transportasi utama warga desa di Rantau Kuantan, yakni daerah di sepanjang
Sungai Kuantan yang terletak antara Kecamatan Hulu Kuantan di bagian hulu
hingga Kecamatan Cerenti, Kecamatan Cerenti di hilir. Saat itu memang belum
berkembang transportasi darat.
Akibatnya
jalur itu benar-benar digunakan sebagai alat angkut penting bagi warga desa,
terutama digunakan sebagai alat angkut hasil bumi, seperti pisang dan tebu,
serta berfungsi untuk mengangkut sekitar 40-60 orang. Kemudian
muncul jalur-jalur yang diberi ukiran indah, seperti ukiran kepala ular, buaya,
atau harimau, baik di bagian lambung maupun selembayung-nya, ditambah lagi
dengan perlengkapan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah
(gulang-gulang) serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri).
Kegiatan
Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang terbilang sangat meriah. Menurut
kepercayaan masyarakat setempat, Pacu Jalur merupakan puncak dari seluruh
kegiatan, segala upaya, dan segala keringat yang mereka keluarkan untuk mencari
penghidupan selama setahun.Masyarakat Kuantan Singingi dan sekitarnya tumpah
ruah menyaksikan acara yang ditunggu-tunggu ini.
Selain
sebagai acara olahraga yang banyak menyedot perhatian masyarakat, festiyal Pacu
Jalur juga mempunyai daya tarik magis tersendiri. Festival Pacu Jalur
dalam wujudnya memang merupakan hasil budaya dan karya seni khas yang merupakan
perpaduan antara unsur olahraga, seni, dan olah batin.
Namun,
masyarakat sekitar sangat percaya bahwa yang banyak menentukan kemenangan dalam
perlombaan ini adalah olah batin dari pawang perahu atau dukun perahu. Keyakinan
magis ini dapat dilihat dari keseluruhan acara ini, yakni dari persiapan
pemilihan kayu, pembuatan perahu, penarikan perahu, hingga acara perlombaan
dimulai, yang selalu diiringi oleh ritual-ritual magis. Pacu
Jalur dengan demikian merupakan adu tunjuk kekuatan spiritual antar dukun jalur
Btw, kalau dikalangan muda ajang Pacu Jalur ini juga identik
sebagai ajang cari jodoh lho, tapi sayang saya ga ikut. Kali aja kan ada yang
bisa jadi jodoh saya, hahaha
Ngenes banget gue.... seumur hidup belum pernah menyaksikan pacu jalur secara live....
BalasHapus